Dari sejak awal kemunculannya hingga saat ini, musik dangdut sangat identik dengan goyangan. Orang bilang bukan dangdut namanya jika tidak ada goyangan. Bahkan Inul pun pernah bilang kalau dangdut tanpa goyang bagai sayur tanpa garam, tanpa gula, tanpa MSG, tanpa kuah, tanpa sayur-sayuran. Makanya setiap pelantun dangdut harus bisa bergoyang, kecuali sedang rematik.
Seorang pengamat sosial mengatakan jika goyangan bukan semata-mata kebutuhan wajib dalam musik dangdut. Dalam perkembangannya, goyangan sudah dianggap sebagai cerminan dari setiap aspek kehidupan manusia. Setiap goyangan punya maknanya sendiri-sendiri.
Sebagai contoh, goyang dribble yang dipopulerkan oleh Duo Serigala merupakan perlambang dari gerakan menggiring bola dalam olahraga basket.
Melalui goyang ini, masyarakat diajak untuk berkeringat lewat olahraga. Kalaupun tidak lewat basket atau olahraga lain, setidaknya masyarakat masih bisa berkeringat dengan menonton Duo Serigala me-dribble “bola”.
Jika goyang dribble merupakan cerminan dari bidang olahraga, lain halnya dengan goyang itik. Selain untuk menyehatkan pinggul dan bokong, goyang yang identik dengan pedangdut Zaskia Gotik itu sebetulnya juga adalah sebuah ajakan untuk mempopulerkan itik sebagai hewan ternak yang bisa diekspor.
Masih banyak contoh goyang-goyang lain dan makna-makna penting dibaliknya. Seperti misalnya goyang kayang yang mendidik masyarakat tentang kelenturan tubuh atau kombinasi goyang ngebor, goyang ngecor, dan goyang gergaji yang mengingatkan pemerintah tentang pentingnya pembangunan perumahan rakyat.
Jadi, masih menganggap goyangan dangdut tidak bermakna?
0 Comments