Mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara tetangga, pemerintah akan menggenjot mutu dan percepatan pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia masa depan.
Sejatinya pemerintah sudah memulai program peningkatan kualitas peserta didik, terbukti dengan standar minimal nilai kelulusan UN yang setiap tahun semakin tinggi meski mutu pendidikan tidak kunjung merata. “Inisiatif dan kemandirian” adalah alasan siswa harus mampu belajar sendiri dan tidak menyalahkan pihak lain atas nasibnya, termasuk guru dan sekolah.
Selain itu peningkatan bobot pendidikan bisa terlihat dari kurikulum TK tahun 1990an yang hanya belajar mewarnai, kini pada tahun 2015 siswa TK sudah mempelajari matematika.
Mendikbud Anies Baswedan membenarkan rencana ini, bahkan mencanangkan pada tahun 2025 nanti, akan ada Taman Kanak-kanak Kejuruan Teknik. Hal ini dilakukan agar SDM Indonesia semakin cepat siap dan bersaing dengan masyarakat global.
Kurikulum TK Kejuruan Teknik sendiri sudah mulai disusun agar nantinya dapat berjalan sesuai rencana.
“Selain teknologi informasi, manusia urban masa depan akan sangat tergantung dengan teknologi transportasi. Maka kejuruan teknik di TK Indonesia akan lebih terpusat pada mesin dan listrik,” jelasnya.
“Siswa TK nanti diharapkan sudah memahami fungsi batu baterai, bisa mengganti baterai remote TV tanpa keliru kutub positif dan negartif.”
Kompetensi lain yang diharapkan Mendikbud adalah, siswa TK mampu memperbaiki mobil-mobilan miliknya yang rusak sehingga tidak perlu mengandalkan orang tua, apalagi meminta dibelikan mainan baru sambil menangis.
“Untuk ujian akhir penentuan kelulusan, siswa TK Kejuruan Teknik akan diminta merakit sebuah tamiya dalam rentang waktu dua jam,” tutupnya. (*)
0 Comments