Gelaran balap motor paling bergengsi di dunia MotoGP saat ini sudah merambah hingga Asia Tenggara seperti Malaysia. Balap F1 bahkan juga dilaksanakan di Singapore dengan arena bernama Marina Bay Street Circuit yang kabarnya hingga mengelilingi negara Singapore. Asia Tenggara patut berbangga karena saat itu perhatian dunia tertuju pada negara-negara di sudut Asia. Namun jika Malaysia dan Singapore bisa mengadakan lomba balap paling bergengsi di dunia, kenapa Indonesia tidak?
Indonesia lebih dulu merdeka dan diklaim punya kekayaan alam dan manusianya yang sangat besar. Dengan modal ini seharusnya Indonesia bisa lebih dulu mengadakan balap MotoGP, Formula One, dan sebagainya. Namun hingga kini anak bangsa Indonesia hanya mampu menggelar balap karung saja di acara 17-an. Apa penyebab Indonesia tak kunjung jadi tuan rumah MotoGP seperti Malaysia? Berikut ulasannya.
1. Tidak ada Umbrella Girl
Umbrella Girl yang selalu tampil seksi memayungi para pebalap pasti akan ditentang kelompok garis keras hingga pembubaran massa yang berakibat balapan gagal. Peran Umbrella Girl ini diperkirakan akan digantikan oleh ojek payung. Selain itu dipastikan akan banyak pedagang asongan berkeliaran menjajakan minuman Kuakuakua dan Mijon.
2. Lampu start balapan rusak
Jika balapan dimulai dengan lampu hijau, maka di Indonesia besar kemungkinan balapan dimulai dengan ayunan tangan polisi karena lampu start yang rusak. Jikapun lampu menyala, pebalap diharuskan memencet klakson terlebih dahulu sebelum menggeber motornya.
3. Jalan Berlubang
Balapan menjadi lebih atraktif karena selain saling susul, pebalap diharuskan menghindari jalan yang rusak agar motornya tidak mudah rusak. Namun karena alasan keamanan, jalan berlubang sangat dihindari oleh balapan sekelas MotoGP.
Selain jalan rusak, dipastikan ranjau paku juga banyak tersebar di sirkuit balap. Hal ini menyebabkan durasi balapan menjadi sangat lama karena para pebalap harus sering masuk pit stop dan mengantri di tukang tambal ban cubles.
4. Ditilang polisi
Pebalap harus ekstra waspada karena banyak polisi mengintai dari balik pohon yang siap menyetop pebalap karena ngebut-ngebutan, tidak berspion, tidak berlampu, dan menggunakan helm standar internasional, bukan SNI.
5. Cuaca buruk
Meski musiman, namun balapan saat hujan deras di Indonesia sangatlah bahaya. Air yang mengalir di jalan hingga membuat genangan karena selokan mampet dapat menyebabkan mesin motor kemasukan air. Meski saat hujan tidak ada polisi, pebalap tetap tidak bisa berpacu di kecepatan penuh karena khawatir tidak bisa melihat lubang-lubang di jalan yang sudah tertutup oleh air.
Jika begini, rata-rata pebalap memilih berteduh di bawah fly over menunggu hujan reda bersama dengan pedagang asongan yang tadi berjualan Kuakuakua dan Mijon (*)
0 Comments